setiap mendengar pohon karet pasti yang ada di bayangan kita adalah Getah,
yaa..benar pasti getah yang ada di benak kita.
Di Indonesia tanaman ini banyak di tanam di luar pulau jawa. yang notabennya memebutuh areal yang luas untuk menanam tanaman komodistas yang satu ini.
Terutama di provinsi Sumtra Selatan, Jambi dan provinsi lainya. yang masih banyak memiliki areal hutan yang cukup luas.
Dalam tiga tahun terakhir harga komoditas ini mengalamani naik turun
dan tahun ini (2016) harga karet mengalami penurunan sangat tajam dari tahun sebelum-sebelumnya
ntah ini karena tekanan Dollar yang semakin tinggi, atau ada hal-hal lainya yang menyebabkan harga karet mengalami penurunan.
Temuan Serikat Tani Nasional (STN) Sumsel mengungkapkan, dari tanggal 1-17 Febrari 2016, harga karet di kabupaten/kota di Sumatra Selatan turun drastis. Di wilayah Tebing Tinggi, kabupaten Empat Lawang harga karet hanya Rp 4000 per kilogram. Kemudian di rantau bayur, kabupaten Bnayuasin, harganya hanya Rp 3000 per kilogram. Sedangkan di wilayah Ogan Komering Ulu (OKU) harga karet berada di kisaran Rp 3500 per kilogram.
Merosotnya harga komoditas ini membuat daya beli petani makin rendah. Akibatnya, banyak petani karet mulai beranjak mengubah lahannya untuk di tanam variatas lainnya yang lebih menjanjikan.
Contohnya di Desa Srimulyo kecamatan tungkal jaya kab, Musi Banyuasin, Prov, Sumatra Selatan dan sekitarnya, banyak petani yang mengubah lahannya menjadi tanaman ubi kayu atau yang biasa di sebut masyarakat Ubi racun.
No comments:
Post a Comment